Selamat Datang di TOKO AZZAM 7

Selasa, Juli 30

Jangan tunda lagi...

Sepuluh hari yang biasa disebut sebagai pembebasan dari api neraka, tapi kenapa banyak mereka yang tidak mau dengan mega discount dari Yang Maha Kaya itu? entahlah mereka tidak tahu atau tidak mau tahu atau memang tidak mau mendapatkan ampunan tersebut. Dengan beragam alasan dan kilahan mereka hanya "gemar" menjadi penonton. Salah satu pintu untuk menuju pembebasan dari api neraka adalah taubat. Taubat ternyata bukan hanya sekedar ikrar seorang hamba yang pernah bersalah atau maksiat. Tapi lebih dari itu taubat adalah ibadah, karena semua ibadah intinya adalah mendekatkan diri dengan Allah Ta'ala.

Allah berfirman :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222).
 Lantas apakah yang lebih didambakan dari seorang hamba kalau bukan kasih sayang "sang Tuannya"? Inilah waktunya sobat, lebih intenslah berkomunikasi dengan Allah di masa-2 injury time ini. Hanya tinggal 10 hari sekali lagi kurang dari 10 hari Ramadhan akan segera berlalu. Terkadang beberapa atau sebagian besar saudara kita jika berbicara soal pengampunan atau taubat maka yang terbayang adalah usia 50-70 keatas aja.... seolah-olah usia dibawah itu belum memerlukan taubat. Dalam sebuah hadist 
Anas bin Malik r.a. berkata, “Bersabda Rasulullah s.a.w. “ Sesungguhnya Allah lebih suka menerima tobat seorang hambaNya, melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan kembali dengan tiba-tiba, untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan.”
(Bukhari, Muslim).
Dalam riwayat Muslim: “Sungguh Allah lebih suka menerima taubat seseorang hambaNya, melebihi dari kesenangan orang yang berkenderaan di hutan, kemudian hilang daripadanya, sedangkan kenderaan itu penuh dengan bekal makanan dan minumannya, sehingga ia patah harapan untuk mendapatkannya kembali, lalu dia duduk di bawah pohon dengan kecewa dan putus asa. Tiba-tiba ketika dia bangun dari tidurnya, kenderaannya telah ada. kembali di depannya lengkap dengan bekalannya, maka segera ia pegang kendalinya sambil berkata, “Ya Allah Engkau hambaku, dan Aku Tuhanmu.” (Terlanjur / keliru lidahnya kerana sangat gembira.)”
*** Sepatutnya dia berkata, “Ya Allah Engkau Tuhanku dan Aku hambaMu.” Tetapi tersasul lidahnya sebagaimana di atas itu.
Maka Allah lebih gembira menerima taubat seorang hambaNya melebihi kegembiraan orang yang menemukan kembali harapannya itu.
Maka sekali lagi Allah jauh lebih gembira dari perumpamaan hadist diatas. Kita ini adalah makhluq yang dekat dengan salah atau malah tempatnya kesalahan, lho terus ngapain minta taubat segala kalau memang fitrah kita seperti itu? Justru itulah keunikannya, Rasulullah saja menyebut sebaik-baik manusia adalah bukan yang tak pernah berbuat salah tapi justru mereka yang berbuat salah lalu mereka bertaubat. 
Masa inilah masa yang sangat tepat untuk mengurai air mata penyesalan, air mata kesungguhan akan azzam untuk tidak mengulang  kesalahan yang sama. Masa inilah yang sangat tepat untuk meminta simpati Allah Ta'ala, walaupun bergelimang dosa-dosa yang hampir menghitam legamkan hati kita namun ada sedikit saja yang tersisa maksimalkan sisa ruang sadarmu untuk bertaubat, dan rasakanlah dahsyatnya energi taubat.
Bukan hanya soalan merendahkan diri dihadapan Allah, tapi menjiwai kerendahan serta rasa butuh pada-Nya adalah sesuatu yang menjadi dasar dari setiap laku kita. Singkatnya taubat bisa menjadi dasar perubahan akhlaq kita. So... gak terlalu berlebihan jika mereka yang memperoleh Lailatul Qadar adalah mereka yang telah memperbaharui akhlaqnya dengan semakin cantik dan mengesankan. Tidak berlebihan juga jika dikatakan bahwa malam yang jauh lebih baik dari 1000 bulan itu hanya bisa didapat buat mereka yang selalu dan selalu berusaha memperbaharui taubatnya. 
Tunggu apalagi saudaraku.... taubat bukan soalan usia, taubat bukan hak paten para kakek dan nenek tapi adalah kewajiban setiap insan yang merasa terpanggil untuk berpuasa dan menjaga kualitas puasanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih telah berkunjung