Selamat Datang di TOKO AZZAM 7

Jumat, Agustus 2

Antara Kualitas dan Kuantitas

Bagi sebagian saudara kita kuantitas adalah segalanya, demikian pula sebagian saudara kita yang lain beranggapan bahwa kualitaslah yang menentukan. Tak ada yang salah, apalagi buat ibadah baik kuantitas dan kualitas sangat penting. Sobat bicara soal ibadah langsung saja kita merujuk kepada sang Ahli Ibadah terbaik sepanjang masa siapa lagi jika bukan Rasulullah -sallallahu alaihi wa sallam-. Tidak diragukan lagi jika kedua hal tersebut (kualitas dan kuantitas) selalu menyertai ibadah-2 beliau.

Demikian pula para generasi terbaik dimasa beliau, kualitas dan kuantitas menjadi sangat utama, namun ada satu hal yang menjadi pengiringnya. Istiqomah.... Diantara kualitas dan kuantitas ada penyelaras yang disebut Istiqomah, apalah artinya ibadah dengan kuantitas luar biasa tapi hanya sekali saja, demikian juga ibadah dengan kualitas yahud tapi hanya sekali saja.

Rasulullah bersabda :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : سُئِلَ النَّبِيُّ صلم أَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ قَالَ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ وَقَالَ اكْلَفُوْا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيْقُوْنَ. (رواه البخارى

Artinya :” Dari Aisyah r.a. berkata : Nabi pernah ditanya :”Manakah amal yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda :”Yang dilakukan secara terus menerus meskipun sedikit”. Beliau bersabda lagi :”Dan lakukanlah amal-amal itu, sekadar kalian sanggup melakukannya.” (HR. Bukhari)
Allah menganugerahi para auliya’ kekuatan yang manusia lain tidak mampu melakukannya, dan karamah yang terbaik adalah kesuksesan yang terus menerus. Bagi manusia biasa adalah dengan menjaga kesinambungan perilaku-perilaku yang baik, pada cara atau arah yang benar. Misalnya : tidak baik bila shalat 100 rakaat pada hari ini, 2 rakaat esok hari, kemudian tidak shalat sama sekali pada lusanya, lalu 50 rakaat pada hari selanjutnya. Yang terbaik adalah ibadah secara berkesinambungan. Jika sekarang shalat 5 kali sehari, lanjutkan terus dengan shalat 5 kali sehari. Jangan melakukan terlalu banyak pada suatu hari untuk kemudian berhenti selama sebulan. Sabda Nabi, “Jika kalian meraih istiqomah/konsistensi, itulah sebuah karamah, kekuatan yang Allah anugerahkan dalam hati kalian.” 

Dalam hadits lain, rasulallah SAW. Juga bersabda:

وعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : لِى رَسُوْلُ اللهِ صلم يَا عَبْدَ اللهِ لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ كَانَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ. (متفق عليه

Artinya :” Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. dia berkata : Rasulullah SAW bersabda :” wahai Abdullah janganlah kamu seperti Fulan, dia melakukan sholat tahajjud, lalu meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kebosanan juga bisa menyerang kita saat beribadah. Hal ini sudah dirasakan oleh sahabat pada masa rasulullah. Melakukan ibadah dengan interval yang terlalu dekat dan dengan jumlah yang terlalu banyak dapat membuat pikiran kita jenuh yang selanjutnya akan mempengaruhi kita untuk meninggalkannya dalam beberapa saat sehingga akan merusak kualitas ibadah tentunya kuantitasnyapun nyaris nihil dan yang paling utama, yaitu istiqomah. 

Lantas bagaimana dengan Ramadhan ke Ramadhan, di awal Ramadhan masjid, surau begitu semarak dan saat ini (10 hari terakhir) shaf pun mengalami "kemajuan" yang sangat pesat. Mana kuantitas ibadah kita yang minimal 11 rakaat setiap malam? Mana kualitas ibadah kita yang hadir saat awal Ramadhan? Tidak ada ke istiqomahan dalam beribadah adalah hal yang berbahaya, bisa-bisa ibadah kita hanya bernilai ikut-ikutan alias musiman. Salah satu indikasi Ramadhan menyapa kita adalah semua kuantitas dan kualitas ibadah selama Ramadhan terjaga di bulan syawal dan seterusnya. Hal ini menuntut kemauan dan keteguhan hati yang benar2 dalam menjaga ibadah itu sendiri. Ramadhan melatih kita supaya istiqomah, jika keluar dari Ramadhan tidak ada lagi istiqomah maka apa layak kita disebut sebagai pemenang?

Keistiqomahan hanya akan didapat buat mereka yang selalu berusaha secara sungguh-2 menjaga apa yang telah dilakukan selama Ramadhan ini, lisannya, matanya, kakinya, perutnya juga semangat ibadahnya. Sepertinya sungguh berat, memang Istiqomah itu sangat berat tapi ingat kita punya Allah yang merajai hati kita, yang Maha membolah balikkan hati, memohonlah padaNya agar selalu diberikan tsabat dalam ibadah termasuk kualitas dan kuantitasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih telah berkunjung