Suara
al-Qo’qo dalam tentara jauh lebih baik daripada suara seribu tentara..
Nama lengkap beliau adalah al-Qo’qo’ bin Amru at-Tamimy. Di kalangan
bangsa Arab, beliau tergolong penyair terkenal dan terpandang. Pada masa
Jahiliyah, beliau juga dikenal sebagai seorang kesatria dan ahli
perang. Begitu juga ketika dirinya masuk Islam. Beliau adalah saudara
dari ‘Ashim bin Amru at-Tamimy, seorang sahabat, yang dikenal sebagai
penyair dan sastrawan.
Mengenai
pribadinya, Abu Bakar berkata; “Suara al-Qo’qoa dalam tentara jauh
lebih baik daripada suara seribu tentara.” Pada waktu dalam keadaan
kritis, Kholid bin Walid meminta bantuan. Waktu itu betul-betul sangat
‘sukar sekali’ untuk keluar dari masalah itu.
Akhirnya
Abu Bakar mengirim al-Qo’qo’ bin Amru sembari berkata; “Tidak orang
yang dapat mengalahkan musuh seperti dia.” Pada waktu terjadi
perselisihan antara sahabat di Shiffin dan Jamal, beliau ikut dalam
kelompok Ali bin Abu Tholib. Pada waktu penaklukan Mesir, beliau adalah
salah seorang yang dikirim ke Mesir oleh Umar bin Khottob untuk membantu
Amru bin Ash. Dalam suratnya Umar berkata; “Aku kirimkan kepadamu
seorang laki-laki berbanding seribu dari umat Islam.” Dengan izin Allah,
Mesir dapat ditaklukan dengan mudahnya. Ketika terjadi perang Yarmuk,
Kholid bin Walid menyuruh beliau dan Ikrimah untuk mengobarkan api
peperangan.
Akhirnya
dengan langkah berani beliau bersama Ikrimah memulai peperangan itu.
Disaat pasukan umat Islam menghadapi musuhnya pada waktu perang Madain,
Sa’ad bin Waqos berdo’a agar umat Islam diberi keselamatan dan
kemenangan. Atas izin Allah do’anya dikabulkan. Pasukan umat Islam yang
dikepalai beliau berhasil mengalahkan musuh. Tidak ada seorang muslim
yang hilang dalam perang itu.
Ada
seorang yang hilang dalam perang itu tapi kemudian ditemukan oleh
beliau. Lain halnya dengan perang Nahawan. Ketika orang-orang Persia
mengepung umat Islam hingga berhari-hari, umat Islam berusaha membuat
strategi untuk keluar dari kepungan musuh. an-Nu’man menyuruh beliau
untuk melaksanakan strategi itu dengan mengunakan kuda. Beliau berhasil
melaksanakan strategi itu dengan cermat dan akurat yaitu melempar musuh
kemudian balik lagi. Dalam waktu yang sama, mereka mengikuti beliau dan
mengejarnya. Beliau mencoba mundur kebelakang. Mereka pun masih
mengejarnya. Beliau bersikap seolah-olah hendak melarikan diri dari
mereka. Hingga akhirnya pasukan musuh ikut mengejar semua kecuali
penjaga. Di saat itulah, umat Islam menyerang dan menghancurkan mereka.
Rustum, pemimpin pasukan Rum mati di tanggannya pada waktu perang
Qodisiyah. Suatu hari Umar bin Khottob berkirim surat kepada Sa’ad bin
Abu Waqos. Dalam suratnya itu beliau bertanya; “Siapa kesatria yang
paling berani dalam perang Qodisiyah?” Dalam surat balasannya, Sa’ad
menjawab bahwa dirinya belum perah melihat kesatria paling berani
seperti al-Qo’qo’. Dalam satu hari dia mampu melakukan tiga serangan.
Dalam setiap serangan itu mesti ada musuh yang dibunuh.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar