Selamat Datang di TOKO AZZAM 7

Sabtu, Juli 27

Meraih Janji-Nya

وَعَدَ اللهُ الَّذينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَ لَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دينَهُمُ الَّذِي ارْتَضى‏ لَهُمْ وَ لَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَني‏ لا يُشْرِكُونَ بي‏ شَيْئاً وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ فَأُولئِكَ هُمُ الْفاسِقُونَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi[2] sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa[3], dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam)[4]. Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu[5], maka mereka itulah orang-orang yang fasik[6]. - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.MD9Sz6OI.dpuf

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS 24 : 55)

Saya ingin mengajukan pertanyaan jawablah dalam hati dan jujurlah serta teguhkan jawaban dalam hati kecil kalian semua :
1. Siapakah yang paling benar janjinya?
2. Tak inginkah Islam meraih kejayaannya lagi?

Semoga jawaban kalian sama dengan saya (Insya Allah), yang pertama Allah Ta'ala kedua Saya ingin dan siap menjadi barisan dalam mencapai kejayaan islam. Jika memang ini jawaban kita lantas apa lagi yang ditunggu, ayat diatas adalah janji Allah Ta'ala untuk meraih kembali kejayaan Ad-Diin ini.

Pada ayat diatas Allah memberikan kondisi sebelum kejayaan dan setelah meraih kejayaan, namun terhubung oleh sebuah kegiatan yang tak lepas baik setelah dan sesudah kejayaan itu apa itu, ketaatan kepada Allah. Allah menjanjikan sebuah kejayaan serta akan meneguhkan kejayaan dan akan mengganti semua ketakutan ini menjadi rasa aman. Untuk meraihnya dibutuhkan ketaatan yang terimplementasi bukan sekedar ketaatan pribadi tapi ketaatan yang bersifat masal, sehingga ketaatan itu "menular" kepada orang disekitarnya. Singkatnya dibutuhkan insan yang sholeh (kedekatan pribadi dengan Allah Al Aziz) dan muslih (mampu membuat orang lain dekat dengan Allah Ta'ala). Tarbiyah adalah cara terbaik menciptakan prototype semacam ini. Sebagaimana 14 abad yang lalu Rasulullah melakukannya, melahirkan manusia-manusia emas dengan label Jaminan Surga sebut saja Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Az Zubair ibnul Awwam, Sa'ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Sa'id bin Zaid, Abu Ubaidah Ibnul Jarrah dari merekalah mampu mencetak manusia-manusia sholeh plus muslih. 

Tarbiyah bukan segala-galanya tapi segala-galanya dimulai dari tarbiyah.Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda, yakni: (1)Rabaa-yarbuu yg bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang. (2)Rabiya-yarbaa yg bermakna nasya-a, tara’ra-a, artinya tumbuh. (3)Rabba-yarubbu yg bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).
Tarbiyah secara sederhana diartikan pembinaan secara sistematis dan terstruktur. Sistematis berkonsep runut dan kekinian sehingga mudah diterapkan juga diterima oleh siapapun. Terstruktur maksudnya ada yang mengelola bukan serampangan seperti kata Ali bin Abi Thalib kebenaran akan mudah dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir (terstruktur). Biarkan Rasulullah yang mengajarkan tarbiyah ini. Diawali dari ajaran islam yang mudah dimengerti dan bersifat doktrin tauhid, sembari melihat kekuatan di setiap sahabat untuk membangun struktur yang kuat. Salah satu doa Rasulullah adalah minta Islam diperkuat oleh 2 orang umar (Umar bin Khattab dan Umar bin Hisyam), kenapa harus 2 orang itu karena Rasulullah mampu menilai dan melihat kelihaian dan kemampuan mereka. Contoh kenapa Rasulullah memilih Khalid bin Walid menjadi seorang panglima dari pada Umar bin Khattab padahal 2 sahabat nabi dari fisik hingga kefahaman nyaris sama, hanya yang membedakan soal persaan dari masing-masing, Subhanallah betapa membanggakan memiliki guru, murabbi seperti Rasulullah ini. Demikian pula dengan tauhid yang pertama kali diajarkan karena ini adalah pondasi dasar untuk para pejuang Allah karena Rasulullah tau akan banyak bahaya laten yang siap menggoncangkan keyakinan mereka maka dibutuhkan pijakan yang sangat kuat yakni tauhid.

Sobat tarbiyah seperti diatas akan melahirkan orang-orang yang beriman seperti keimanan Abu Bakar yang berani berkata disaat yang lain menganggap Rasulullah gila (peristiwa isra' mi'raj) jika itu Muhammad yang berkata lebih dari itupun aku percaya. Inilah keimanan yang full, tanpa cacat, setidaknya tarbiyah mampu menciptakan manusia yang mirip dengan Abu Bakar. Demikian pula dengan amal yang tak tanggung-2, tarbiyah tidak menciptakan manusia "materialistis" hanya mau menerima materi tarbiyah tapi tidak diamalkan. Inilah yang para sahabat lakukan beramal tanpa kata "afwan" dan banyak alasan. Silahkan baca kisah perang tabuk, betapa amal yang mereka sumbangkan adalah diluar nalar manusia saat ini tapi inilah hasil tarbiyah.

Saat orang-2 seperti ini berkumpul dan telah benar-2 solid maka Allah akan menurunan janjiNya. Allah Ta'ala berkuasa atas segala sesuatu, termasuk kembali mencabut janjiNya saat kejayaan itu telah hadir tapi banyak yang lalai dikarenakan rasa aman yang telah menyebar. Maka Allah Ta'ala kembali ingatkan bahwa setelah kejayaan itupun tak ada yang menyekutukanNya. Lagi-2 untuk tetap mempertahankan janji Allah itu dibutuhkan tarbiyah, karena dalam tarbiyah itu sendiri ada arti menjaga, jadi sekali lagi tarbiyah adalah jalan yang efektif dalam melakukan penjagaan nilai-nilai ini.

Sobat jangan sampai terlewatkan menerapkan tarbiyah dibulan ini, karena Ramadhan adalah bulan tarbiyah, mulailah dengan mentarbiyah diri sendiri demi menjalin kedekatan dengan Allah, setelah itu biarkan Allah yang akan menuntunmu kejalan yang lebih baik, dengan mempertemukan dengan orang-orang yang dicintaiNya, yang mereka akan menuntunmu ke sebuah jalan yang menuju ridho dan cintaNya. Amiin

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih telah berkunjung