رَبَّنَا وَ ابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلاً
مِّنْهُمْ يَتْلُوْ عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَ يُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَ
الْحِكْمَةَ وَ يُزَكِّيْهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيْزُ الحَكِيْم
Ya Tuhan kami !
Bangkitkanlah di antara mereka itu seorang Rasul dari mereka sendiri, yang
akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmat, dan akan membersihkan mereka; sesungguhnya Engkau adalah
Maha Gagah lagi Maha Bijaksana . (QS 2:129)
Suatu ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah "ceritakanlah dirimu...." sebelum bertutur tentang kisahnya beliau mengawalinya dengan kata dengan sepenuh kerendahan hati "aku hanya doa yang dipanjatkan Ibrahim -alaihissalam-...."
Siapa yang tidak kenal dengan Nabi Ibrahim -alaihissalam-? Salah seorang penyandang Ulul Azmi, kakek para Nabi, Sebuah simbol dari kesabaran yang berlipat-lipat, seorang kekasih Ar-Rahman. Doanya yang diabadikan dalam Al-Quran, telah menyebrangi masa, waktu dan zaman, kurang lebih 4000 tahun doa itu baru terealisasi. Pertanyaannya bisakah kita menunggu selama itu?
Sobat, dari doa ini kita belajar bahwa dari sebuah doa yang terpenting bukanlah seberapa cepat ia dihijabah, tapi seberapa masif manfaat dari sebuah doa itu. Walaupun doa Ibrahim -alaihissalam- terkesan hanya untuk bangsa arab saja, tapi lihatlah betapa Rasulullah sendiri benar-2 menjadi Rahmatan lil Alamiin. Bahkan masuknya agama Mulia ini ke negera kita juga berkat doa dari Nabi Ibrahim -alaihissalam-, kita berhutang pada beliau, bahkan muslim didunia juga merasakan efek manfaat dari doa beliau.
Realisasi sebuah doa bukanlah harus sekarang juga, atau secepatnya tapi doa adalah manfaat yang bisa jadi berlipat dan itu mungkin doa untuk anak cucu kita. Nah, Allah itu maha luas RezkiNya, Maha Luas Pengetahuannya, lantas apakah kita akan membatasi segala keMahaan Dia dengan doa yang "hanya" untuk kita saja, tak inginkah sejarah mencatat bahwa kondisi terbaik disebuah zaman anak cucu kita adalah benih doa kita selama ini...
Siapa yang tidak kenal dengan Nabi Ibrahim -alaihissalam-? Salah seorang penyandang Ulul Azmi, kakek para Nabi, Sebuah simbol dari kesabaran yang berlipat-lipat, seorang kekasih Ar-Rahman. Doanya yang diabadikan dalam Al-Quran, telah menyebrangi masa, waktu dan zaman, kurang lebih 4000 tahun doa itu baru terealisasi. Pertanyaannya bisakah kita menunggu selama itu?
Sobat, dari doa ini kita belajar bahwa dari sebuah doa yang terpenting bukanlah seberapa cepat ia dihijabah, tapi seberapa masif manfaat dari sebuah doa itu. Walaupun doa Ibrahim -alaihissalam- terkesan hanya untuk bangsa arab saja, tapi lihatlah betapa Rasulullah sendiri benar-2 menjadi Rahmatan lil Alamiin. Bahkan masuknya agama Mulia ini ke negera kita juga berkat doa dari Nabi Ibrahim -alaihissalam-, kita berhutang pada beliau, bahkan muslim didunia juga merasakan efek manfaat dari doa beliau.
Realisasi sebuah doa bukanlah harus sekarang juga, atau secepatnya tapi doa adalah manfaat yang bisa jadi berlipat dan itu mungkin doa untuk anak cucu kita. Nah, Allah itu maha luas RezkiNya, Maha Luas Pengetahuannya, lantas apakah kita akan membatasi segala keMahaan Dia dengan doa yang "hanya" untuk kita saja, tak inginkah sejarah mencatat bahwa kondisi terbaik disebuah zaman anak cucu kita adalah benih doa kita selama ini...
0 komentar:
Posting Komentar