Waktu adalah salah satu variable yang digunakan untuk menghitung sesuatu apakah dia jauh atau dekat. Saat sesuatu itu tak bisa lagi diperkirakan berapa jaraknya maka waktulah yang digunakan. Inilah yang diingatkan oleh Imam Al Ghazali kepada para muridnya, beliau bertanya apakah yang terjauh dan apakah yang terdekat? Hampir semua muridnya menjawab sesuatu yang masih bisa dihitung atau dibilangkan kedalam jarak, menurut beliau yang terjauh adalah masa lalu, dan yang terdekat adalah kematian.
Masa lalu dan kematian tak bisa disebutkan dalam bilangan jarak, meter, kilo meter atau bahkan tahun cahaya. Masa lalu takkan pernah bisa diubah atau didatangi kembali untuk memperbaiki keadaan maka ia layak disebut sebagai hal yang terjauh. Kematian takkan pernah seorangpun tahu kapan ia datang, bahkan kitapun bisa dijemputnya dalam hitungan waktu tercepat misalnya seper sekian mili detik misalnya maka ia layak disebut sebagai yang terdekat. Sekarang anda sudah tau apa itu yang terdekat dan yang terjauh, sekarang pertanyaannya apakah anda yakin dengan hal ini?
Meyakini kebenaran adalah hal yang paling sulit dibandingkan mencari tahu tentangnya, keyakinan akan sesutu yang diketahui akan bermakna jika ada tekad untuk merubahnya menjadi laku. Apakah anda yakin bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Untuk membuktikannya silahkan tanyakan kepada pembalap berapa nilai satu detik? Atau kepada seorang pelari? Atau silahkan tanyakan kepada seseorang yang selamat dari kecelakaan. Bagaimana dengan kita? Apakah sedetik itu tidak berharga? Padahal sedetik yang lalu sudah mengurangi kontrak hidup kita. Berapa kali Allah bersumpah atas nama waktu? Ini menunjukkan bahwa waktu sangat penting, berharga dan sangat2 mahal (dalam artian tak terbeli).
Jika anda punya uang 1 Trilyun, lalu datang berita bahwa sisa hidup anda tinggal 1 menit, maukah anda menukar uang anda dengan waktu "perpanjangan"? Apalah arti uang jika kita tak mampu mengelola waktu dengan baik. Jangan sampai kita menyesal oleh sesuatu yang disebut terdekat dan terjauh.
Hidup anda adalah yang anda lewati saat ini, sekali lagi detik ini, bukan detik yang akan datang, apalagi hari esok. Maksimalkan keyakinan anda dengan laku2 yang nyata dan bermanfaat. Seorang alim berkata, jagalah 3 detikmu. Maksudnya kita tidak mungkin tidak berbuat maksiat dalam sehari semalam, tapi jika anda mau coba anda tidak berbuat maksiat dalam 3 detik hal ini masih dimungkinkan, 3 detik adalah sehelaan nafas seseorang normal, isilah dengan dzikir dan ketaatan.
Selasa, Agustus 20
Terdekat dan Terjauh
Related Post:
Renungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar