Selamat Datang di TOKO AZZAM 7

Jumat, Juli 19

Bukan sekedar simbol

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (penggalan QS Ar-Ra'd:11).

Ayat ini begitu populer, ayat ini begitu simple tapi sangat padat, ayat ini begitu menggugah, namun sekian banyak mubaligh, ustadz/ah, membacakan serta menguraikan ayat ini demikian juga di buku2 sudahkan ayat ini diterapkan? Ayat ini adalah angin surga bagi para perindu kedamaian dan keadilan di muka bumi ini. Ayat ini bisa dicontohkan seperti ini, lingkungan RT dikatakan islami bukan karena ada masjid megah didalamnya dan beberapa surau, lalu setiap rumahnya bernuansa islam terpajang dimana2 kaligrafi, sekali bukan ini hanya sebuah simbol namun ayat ini langsung menunjuk pribadinya. Jadi lingkungan RT dikatakan islami bukan karena ada simbol-2 tersebut namun memang pribadi-2 didalam RT tersebut menanamkan daulah islam dalam dirinya. Sehingga walaupun tak ada masjid yang megah, minim kajian-2 keislaman namun nilai-2 islam itu sudah menjelma menjadi sebuah sistem secara otomatis, bagaimana cara berpakaian wanita-2nya, bagaimana pergaulan muda-mudinya dan bagaimana cara musyawarahnya, semuanya akan serba islami saat pribadi-2 yang mengusung lingkungan RT itu telah berkomitmen dalam berislam. 

Terkadang "nuansa islami" itu hanya hadir saat-saat tertentu saat lebaran iedul fitri, iedul adha dan yang agak lama sedikit yaa bulan ini Ramadhan. Semua lini di media pada berlomba-2 menampilkan acara yang mengusung keislaman dari busana hingga film namun selepas  bulan suci ini yaaa kembali lagi seperti sedia kala. Lantas bagaimana Allah akan merubah keadaan bangsa dan negara ini jika "komitmen" berislam memiliki jangka waktu? Terkesan seperti mempermainkan Allah saja padahal yang dikerjakan hanya menipu diri sendiri. Inti komitmen adalah sebuah totalitas, saat seseorang berkomitmen pada Islam maka seharusnya dia totalitas dalam melaksanakan keislamannya itu tentunya sesuai kemampuannya. 

Inilah momentum yang tepat untuk mewujudkan ayat ini. Ramadhan adalah bulan peralihan, bulan hijrah menjadi manusia-2 yang lebih baik, Ramadhan adalah bulan tarbiyah. Sudah terlalu lama kita tidak mentarbiyah diri ini, kita asah radar hati, kita asah ketajaman ruhiyah, kita asah lisan ini lebih fasih dalam berkata, kita tarbiyah anggota tubuh ini untuk selalu mengingatnya, kita asah lagi ingatan kita bahwa tidak ada sebaik-2 rumah selain Rumah Allah. Sebulan kita sudah melatih untuk selalu sholat berjamaah jangan sampai kendor setelah ramadhan, sebulan kita melatih untuk selalu jujur jangan sampai luntur setelah Ramadhan, sebulan kita melatih untuk selalu peduli sesama setelah ramadhan jangan sampai acuh tak terkendali. Namun sekali lagi itulah kenyataan dan fenomena yang selalu dan selalu terulang seperti rangkaian dejavu, saya pribadi selalu optimis bahwa masih ada segelintir orang yang mampu mempertahankan komitmen pada islam, yang pada akhirnya mampu menularkan kebaikan dan keluhuran kepada yang lainnya, juga mampu melahirkan generasi-generasi yang cinta pada Allah dan Allahpun cinta pada mereka, dan saya berdoa semoga anda termasuk orang yang segelintir ini.

Jangan sia-siakan Ramadhan hanya untuk sebuah rutinitas tapi jadikanlah ramadhan sebagai momen yang sangat berharga dan paling "limited edition" bangun dan yakinkan diri bahwa inilah saatnya berubah demi kehidupan yang lebih bak.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih telah berkunjung