Selamat Datang di TOKO AZZAM 7

Kamis, Juli 18

Resahnya Sang Nabi

Di suatu waktu, terdengarlah "desah" nabi Zakariya - 'alaihis-salam -: "Ya Allah Rabb-ku, sesungguhnya tulang belulangku sudah rapuh, kepalaku sudah menyala putih karena uban dan istriku mandul. Namun, ada satu hal yang membuat diriku khawatir, takut, cemas dan bersedih, yaitu, belum jelasnya seorang penggantiku, pelanjutku dan pewarisku, dan aku tidak pernah berputus asa untuk terus memohon dan memohon kepada-Mu, berikanlah kepadaku seorang pelanjut, seorang pengganti dan seorang pewaris, yang melanjutkan misi dan risalahku, misi keluarga besar nabi Ya'qub - 'alaihis-salam -, pewaris yang akan membimbing, membina dan mendidik Bani Israil, membimbing dan membina mereka kepada ajaran-Mu".

Bukan soal harta benda dan kebutuhan logistik lainnya yang diminta oleh beliau, juga bukan kedudukan yang wah di Bani Israel, juga bukan perjodohan dikalangan Bani Israel. Tapi yang beliau khawatirkan dah resahkan adalah status beliau sebagai juru dakwah, sang murabbi, pembimbing, pembawa ummat ke jalan yang lurus siapa yang akan meneryskan dan melanjutkan estafet ini. Inilah yang mengganggu pikiran beliau.

Saudaraku... Demi Allah jalan ke surga itu tak mudah tak juga ringan penuh aral melintang juga tantangan yang sangat terjal dan mendaki, salah satu jalan itu adalah menjadi juru dakwah, pembimbing, pembina yang menyatukan hati menuju ridho Ilahi. Allah berfirman "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. 41:33) Allah memuji para juru dakwah, subhanallah ini bearti Allah meridhoi pekerjaan sebagai juru Dakwah ini, saat Allah telah ridho bukan hal yang mustahil semua kehidupan dan hajat kita akan dipenuhi dan di gampangkan oleh Allah Ta'ala. Saat Istiqomah ditambahkan maka surgalah terminal terakhir buat mereka semua, Allahu Akbar.

Pada kenyatannya posisi inilah yang jarang diminati dan tidak dipungkiri hanya sedikit yang mau terjun kedalamnya, wahai saudaraku apakah surga tidak menggiurkan untukmu? Dakwah bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, kontrak kerja ini tak terikat oleh batas waktu karena pekerjaan ini akan memakan waktu jauh lebih lama dari pada usia-usia kita. 
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yg menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yg ma´ruf & mencegah dari yg munkar; merekalah orang-orang yg beruntung. (QS 3: 104)

Dakwah yang sesuai Al-Quran adalah yang memiliki masa atau jamaah, semua amalan dakwah termaktub dalam seluruh gerak jamaah itu dan memang menjadi visi misi jamaah itu inilah yang disebut amal jamai. Saudaraku dakwah tidak harus kita menjadi orang yang sempurna dulu, namun yang memang harus dimiliki para juru dakwah adalah Istiqomatul ma’nawiyah (mentalitas yang istiqomah) Karena kita berdakwah tidak lepas dari pertolongan Allah, bahkan kekuatan pertolongan Allah Swt itulah yang jauh lebih besar untuk menentuka kemenangan yang kita harapakan, yang terkadang mengalahkan logika manusia. Aset nomor satu kekuatan kita adalah karena kedekatan kita kepada Allah Swt, Bangun kedekatan itu dari berbagai sisi dan lini. sehigga kita layak mendapat pertolongan Allah. 

Subhanallah... jalan ini memang panjang dan berliku tak semua manusia bisa dipilih oleh Allah untuk mengembannya, jadi mumpung Ramadhan dimana Allah mengobral kedekatan-Nya dengan semua hamba, raih kedekatan itu niscaya Allah akan menunjukkan jalannya. Insya Allah 

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.(QS. 9:111)
Wahai saudaraku sekali lagi apakah surga tidak menggiurkan buatmu?

Sebuah ibrah lagi dari kisah Nabi Allah Zakaria -alaihis salam- adalah keistiqomahan beliau dalam berdoa kepada Allah meminta dengan sepenuh hati dengan keyakinan yang utuh tak mengenah lelah dan jemu. Baik di saat yang istijabah atau selainnya. Begitulah kita seharusnya dalam membina kedekatan dengan Allah jangan sampai jemu dan jangan mengurangi keyakinan bahwa Allah Ta'ala selalu akan memberikan yang terbaik buat kita semua. 

Semoga Allah senantiasa menjaga hati ini untuk selalu dekat dengan Allah Ta'ala. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Terimakasih telah berkunjung